Renang jarak jauh, baik di kolam maupun perairan terbuka (open water), adalah ujian ekstrem bagi fisik dan mental atlet. Kunci utama untuk berhasil menyelesaikan dan meraih hasil maksimal dalam perlombaan ini adalah dengan Menjaga Daya Tahan (atau endurance) yang prima, yang harus disiapkan melalui program latihan dan strategi pre-race yang sangat terperinci. Persiapan ini tidak hanya mencakup latihan fisik intensif berminggu-minggu, tetapi juga mencakup nutrisi, hidrasi, dan kekuatan mental yang tepat untuk menghadapi jam-jam yang dihabiskan di dalam air. Tanpa perencanaan yang matang, risiko kelelahan ekstrem, kram, dan bahkan hipotermia di perairan terbuka akan meningkat drastis. Berdasarkan panduan resmi dari Federasi Renang Internasional (FINA) untuk lomba maraton renang, persiapan logistik dan mental menyumbang setidaknya 40% dari kesuksesan atlet.
Secara fisik, Menjaga Daya Tahan dimulai dengan fase tapering atau pengurangan volume latihan. Sekitar dua minggu sebelum hari perlombaan, atlet harus secara bertahap mengurangi jarak renang, sambil tetap mempertahankan intensitas tinggi dalam sesi-sesi singkat. Tujuannya adalah membiarkan otot pulih sepenuhnya dan menyimpan glikogen (energi) maksimal, tanpa kehilangan kepekaan terhadap air (feel for the water). Ahli nutrisi olahraga, Bapak Dr. Fajar Kurniawan, M.Gizi., dalam sesi webinar persiapan atlet pada hari Sabtu, 9 November 2024, menyarankan agar atlet memulai program carb-loading (pengisian karbohidrat) secara strategis tiga hari sebelum lomba. Peningkatan asupan karbohidrat kompleks seperti nasi, pasta, dan ubi, penting untuk memastikan tangki energi tubuh penuh.
Aspek kedua yang sama pentingnya adalah Menjaga Daya Tahan mental. Perlombaan jarak jauh di perairan terbuka sering kali monoton dan menantang, membutuhkan fokus dan kemampuan mengabaikan ketidaknyamanan. Teknik visualisasi, di mana atlet secara mental mempraktikkan seluruh alur perlombaan—termasuk navigasi di air terbuka, transisi, dan sprint akhir—sangat dianjurkan. Selain itu, atlet perlu memiliki strategi koping untuk mengatasi kecemasan pra-lomba. Tim psikolog olahraga di Pusat Pelatihan Nasional (Puslatnas) menyarankan atlet untuk menetapkan cue atau sinyal internal (misalnya, menghitung setiap sepuluh kayuhan) untuk memecah jarak yang terasa panjang dan mempertahankan ritme.
Selanjutnya, memahami logistik adalah bagian krusial dari Menjaga Daya Tahan. Ini termasuk memastikan wetsuit (jika diizinkan atau diwajibkan berdasarkan suhu air) telah dicoba dan tidak menyebabkan lecet, serta mengenal lokasi feeding station (posisi pemberian nutrisi) dan jadwalnya selama lomba. Pelatih renang kepala di Klub Renang Poseidon, Ibu Tania Wijaya, S.Or., mengingatkan atlet untuk selalu melakukan uji coba nutrisi di air, memastikan gel energi atau cairan elektrolit yang akan dikonsumsi tidak mengganggu perut saat berenang. Dengan persiapan fisik yang terstruktur, pengisian energi yang optimal, dan kekuatan mental untuk fokus pada setiap kayuhan, atlet dapat memastikan bahwa mereka tidak hanya mampu menyelesaikan lomba, tetapi juga berkompetisi secara efektif dalam durasi panjang, mengubah tantangan jarak jauh menjadi kemenangan pribadi dan prestasi.